Apakah Jama’ah Tabligh Sebuah Thoriqoh (Tarekat) Tashawwuf (Sufisme)?
Maulana (Syaikh) Muhammad Yusuf Al-Kandahlawiyy bin Muhammad Ilyas Akhtar bin Muhammad Isma’il bisa dibilang seperti punjer (quthb) bagi ratusan juta ikhwan-akhwat Jama’ah Tabligh seluruh dunia. Maulana Muhammad Ilyas sebelumnya seorang pimpinan militer Pakistan yang belajar ilmu agama, menuntut ilmu di desanya, kemudian pindah ke Delhi sampai tamat di Madrasah Deoband, lantas lanjut ke Universitas Islam Madinah Fakultas Syari’ah lulus hingga tahun 1398 H.
Penganut Jama’ah Tabligh tersebar di lima benua terdiri dari 215 negara. Adapun pusat Jamaah Tabligh berada di perkampungan Nizhamuddin, Delhi, India. Mereka memiliki masjid sebagai pusat tabligh yang dikelilingi oleh 4 kuburan wali. Jama’ah Tabligh sering distigmatisasi sebagai jama’ah kompor karena ke mana-mana membawa kompor. Di sebagian wilayah di Indonesia, kesan masyarakat kepada Jama’ah Tabligh adalah rajin ibadah tapi kumuh. Pejorasi semacam itu ternyata tidak menyurutkan langkah Jama’ah Tabligh, apalagi fatwa sesat dari Kerajaan Arab Saudi dan seluruh ulamanya.
Jama’ah Tabligh di Indonesia tidak berbeda dengan di negara lainnya dari sisi penampilan dan amaliyah. Khuruj menjadi ciri khas crowd-movement ini hingga biasa disebut jaulah (jelajah dakwah). Pusat Jama’ah Tabligh di Indonesia adalah di Pondok Pesantren Al-Fattah, Temboro, Keras, Magetan. Di luar Temboro, Al-Fattah memiliki 130 pondok cabang di Indonesia dan 4 pondok cabang di Malaysia.
Kitab Hayatush-Shohabah yang sangat mendunia itu adalah karya Maulana Yusuf Al-Kandahlawiyy. Kitab Fadha`ilul-A’mal yang juga mega best seller internasional adalah karya Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawiyy, keponakan penulis kitab Hayatush-Shohabah. Sayyid Prof. Dr. Muhammad bin ‘Alawiyy Al-Malikiyy punya sanad kepada Maulana Zakariyya. Kepada sang guru, Abuya Sayyid Muhammad mendapat sanad fiqih madzhab Hanafiyy. Hanafiyy adalah madzhab resmi para pendiri Jama’ah Tabligh. Namun, Pondok Temboro menganut madzhab Syafi’iyy.
Pondok Temboro didirikan oleh K. H. Mahmud Kholid Umar yang merupakan murid langsung Hadratusy-Syaikh K. H. Muhammad Hasyim Asy’ari. Pondok Temboro yang semula dikelola dengan tradisi Nahdliyyah bahkan Shufiyyah lantas berubah menjadi pusat Jama’ah Tabligh setelah K. H. Uzairon Thoifur Abdillah bin K. H. Mahmud berhenti dari kepengurusan PC NU Magetan sebagai Rais Syuriyah. K. H. Uzairon Thoifur Abdillah adalah Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyyah Mujaddadiyyah Kholidiyyah.
Sekum PP. ISNU M. Kholid Syeirazi mengemukakan, “Ada empat aliran tarekat yang diakui dan diajarkan di JT yaitu Jistiyah, Qadiriyah, Suhrawardiyah, dan Naqsyabandiyah. Di Indonesia, Qadiriyah-Naqsabandiyah adalah aliran tarekat paling populer di kalangan NU. Dari segi penampilan, JT mirip dengan salafi-Wahabi. Namun, dari segi amaliah, mereka lebih dekat dengan NU.”
[https://www.nu.or.id/opini/jamaah-tabligh-salafi-van-india-Z1qJc]
Data ini sesuai dengan pernyataan langsung Maulana In’amul-Hasan Al-Kandahlawiyy, menantu Maulana Zakariyya penulis Kitab Fadha`ilul-A’mal, “Kami membai’at orang-orang lama dari para pengikut kami dalam berdakwah, atas empat thariqat shufiyah; asy-Syahrawardiyyah, an-Naqsyabandiyyah, al-Jisytiyyah, dan al- Qâdiriyyah”. Maulana Ilyas juga menyatakan sebagaimana dimuat dalam harian Gandharikah, 24 Juli 1976, "Guru thoriqohku telah memberikan ijazah kepadaku untuk membimbing dan mengajar murid-murid tarekat tentang amalan-amalan tashowwuf dan berbagai macam riyadhoh. Mereka kemudian aku bimbing dengan karunia dan nikmat Alloh, mereka pun merasakan lezatnya berdzikir dalam waktu yang singkat. Aku sangat heran dengan keadaan mereka, yang bisa mencapai kemajuan spiritual dengan sangat pesat.”
Ada hipotesis, pasca wafat Kyai Uzairon, Jama’ah Tabligh Indonesia afiliasi Temboro tidak lagi menjalankan wazhifah thoriqoh. Al-Hamdu liLlah, sejak tahun 2023, dalam beberapa event Idaroh Wustho JATMAN Provinsi Jawa Timur, beberapa orang utusan Temboro hadir dengan seksama. JATMAN Jatim menaruh harapan Temboro kembali menapaki manhaj Kyai Uzairon menekuni Kitab Ihya` ‘Ulumiddin dan wazhifah-wazhifah thoriqoh.
Dalam JATMAN, ada 45 lebih thoriqoh yang divalidasi ke-mu’tabaroh-annya, Temboro bisa memilih, sebagaimana pilihan Maulana Ilyas dan In’amul-Hasan dengan melakukan bai’at atau tajdidul-bai’at. JATMAN Jatim siap mendampingi. Ada ribuan mursyid, kholifah, badal, muqoddam thoriqoh di JATMAN secara Nasional. Sanad adalah bagian dari agama. Secara kelembagaan, Jama’ah Tabligh bukan thoriqoh mandiri. Pendiri Jama’ah Tabligh tidak berkapasitas sebagai mu`assis thoriqoh seperti Syaikh ‘Abdul-Qodir Al-Jailaniyy, Syaikh Abu Al-Hasan Asy-Syadziliyy, Syaikh Ahmad At-Tijaniyy dan lain-lain.
Post a Comment