Karakter Nabi & Kaum Sufi Menurut Ibnu Rajab: Mudah Menangis Karena Allah Tapi Mudah Tertawa
Imam Ibnu Rajab Al-Hanbaliyy dalam Latha`if Al-Ma’arif menyitir, dalam Musnad Al-Bazzar dan Mu'jam Ath-Thabraniyy disebutkan dari Jabir, ia berkata, “Apabila Nabi sedang menerima wahyu, niscaya engkau akan berkata, 'Beliau adalah pemberi peringatan kepada suatu umat yang akan ditimpa adzab yang pedih. Dan jika selesai menerima wahyu beliau adalah orang yang paling mudah tertawa dan paling baik akhlaknya.” Kesaksian ini dibenarkan Sayyidah ‘Aisyah, “Nabi ketika berduaan bersama istri-istrinya seperti normalnya laki-laki, hanya saja, beliau paling baik akhlaknya, mudah tertawa dan murah senyum (pada saat itu).” Begini adanya riwayat yang dikutip Ibnu Rajab tanpa takhrij.
"Inilah (semestinya karakter) pewaris para Rasul,” kembali Ibnu Rajab menegaskan, “Mereka berinteraksi dengan Allah melalui qalbu tapi juga bergaul dengan manusia melalui fisik.” Ibnu Rajab menguatkan narasi ini dengan berdalil menggunakan sya'ir gubahan budak jelita ahli ibadah generasi Tabi’in bernama Rabi’ah Al-’Adawiyyah. Para penggemar Ibnu Rajab hari ini, mungkin mereka kena mental, bagaimana bisa Ibnu Rajab yang penegak Sunnah penentang Bid’ah justru mengambil ilmu melalui wanita Shufiyyah. Keterkejutan tersebut hanya soal kurang kentalnya kopi dan kurang jauhnya traveling.
Bagaimana sya’ir Rabi’ah Al-’Adawiyyah yang disitir Ibnu Rajab? Begini,
Aku telah menjadikan-Mu sebagai teman bicaraku di qalbuku
Dan aku biarkan jasadku untuk orang yang ingin bermajelis denganku
Jasadku kuberikan sebagai teman bagi orang yang duduk bersamaku
Sedangkan Kekasih hatiku di sanubariku sebagai penghiburku
Dalam Latha`if Al-Ma'arif Ibnu Rajab me-repost banyak sekali ujaran-ujaran mistis dari publik figur yang tidak diklaim antiSufi, seperti ketiga orang tadi, kemudian Khalid bin Ma’dan, ‘Aliyy bin Al-Muwaffaq, Dawud Ath-Tha’iyy, Abu Jild, Wuhaib bin Ward, Ibrahim bin Ad-ham, Abu Al-Atahiyyah, dan lain-lain. Ibnu Rajab juga sering menyandarkan sebuah aforisme kepada anonim dengan predikat seorang Shalih, seorang ‘Arif atau seorang Hakim (mufrad dari kata Hukama`). Nama-nama besar para ulama tersebut biasa dikutip pula Imam Ibnu Al-Jauziyy. Ibnu Rajab dan Ibnu Al-Jauziyy sama-sama lahir di Damaskus. Ibnu Qayyim pun tak sedikit mengunggah kalam-kalam hikmah para Sufi tadi dalam Madarij As-Salikin.
Redaktur: Agus H. Brilly Y. Will., S.Pd., M.Pd. (Anggota LTN JATMAN Jatim 2023-2028)
Dilarang meng-copy paste tulisan ini tanpa izin.
Post a Comment