Perjuangan Para Kekasih Allah, Teladani Mereka!
Dalam buku POTRET IBADAH SALAF, Penulis (Brilly El-Rasheed) memaparkan hampir seratus rekaman sejarah bagaimana nilai perjuangan hidup generasi leluhur kita, mereka setiap hari ada yang wirid puluhan bahkan ratusan ribu kali, ada yang khatam 8 kali setiap hari, ada banyak yang berhaji sampai 40 bahkan 70 kali seumur hidup, ada banyak yang shadaqah sampai nilainya fantastis dan lain-lain. Leluhur kita memang orang-orang hebat. Bukan kita bernostalgia pada masa lalu melainkan kita melakukan refleksi, mereka adalah mir`ah (cermin) karena kita juga mu`min.
Buah dari perjuangan hidup dalam bentuk kebaikan-kebaikan adalah kedekatan dengan Allah. Allah Rabbul-‘Izzah berfirman,
وَمِنَ ٱلْأَعْرَابِ مَن يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَيَتَّخِذُ مَا يُنفِقُ قُرُبَٰتٍ عِندَ ٱللَّهِ وَصَلَوَٰتِ ٱلرَّسُولِ ۚ أَلَآ إِنَّهَا قُرْبَةٌ لَّهُمْ ۚ سَيُدْخِلُهُمُ ٱللَّهُ فِى رَحْمَتِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai jalan untuk mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukan mereka kedalam rahmat (surga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. At-Taubah: 99]
Kalau kita hidup hanya berpangku tangan, duduk manis, bersantai ria, menjadi penonton, tidak ikut kompetisi (fastabiqul-khairat), menepi dari permukaan, menjauhi garis start, menikmati sepatu bersih, maka dari mana kita akan mendapatkan penghargaan dari Allah? Allah lebih menghargai mereka yang berjuang. Allah Al-Muta’al berfirman,
وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan.” [QS. Al-’Ankabut [29]: 69]
Orang yang sibuk ibadah fardiyyah (personal) tentu kalah unggul oleh orang yang berpeluh darah ibadah Jam’iyyah (kepentingan publik). Ibadah sosial dalam bentuk memperjuangkan eksistensi muslim dengan mudahanah terhadap penguasa muslim apalagi masyarakat kafir tentu di samping berat juga hampir tak pernah selamat dari su`uzh-zhann bahkan cibiran sebagai pembelot-munafiq. Orang yang membiayai kemenangan pemerintahan Islam kadangkala harus menelan pil pahit divonis KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme). Nabi Muhammad yang mendakwahkan Islam kepada kafirin dengan memberikan harta melimpah dalam rangka ta`lif, dicap oleh Dzul-Khuwaishirah sebagai tidak adil-amanah, padahal Nabi adalah kepercayaan Allah. Demikianlah perjuangan. Pahit, berat, sakit, pedih tapi berbuah indah. Kopi pahit nikmat karena pahitnya. Surga dikelilingi makarih (hal-hal yang tidak enak untuk dikerjakan), kata Nabi Muhammad.
Redaktur: Agus H. Brilly Y. Will., S.Pd., M.Pd. (Anggota LTN JATMAN Jatim 2023-2028)
Dilarang meng-copy paste tulisan ini tanpa izin.
Post a Comment