Header Ads

Oh, Ini Alasan Pengamal Tarekat (Thoriqoh) Ada Yang Teriak Saat Dzikir Seperti Kesurupan



Dalam At-Takhwif min An-Nar, Imam Ibnu Rajab Al-Hanbaliyy mengutip hadits yang diriwayatkan dari Samak bin Harb, ia berkata, Aku mendengar An-Nu'man bin Basyir berkhutbah dan ia mengatakan: Aku mendengar Rasulullah bersabda,

أَنْذَرْتُكُمُ النَّارَ أَنْذَرْتُكُمُ النَّارَ.

"Kuperingatkan kalian mengenai dahsyatnya neraka! Kuperingatkan kalian mengenai dahsyatnya neraka!” Suara beliau begitu keras, hingga seandainya ada seorang laki-laki di pasar tentu ia akan mendengar perkataan yang beliau sampaikan dari tempat di mana aku berdiri ini, bahkan seandainya dia sedang membawa khamishah (salah satu jenis kain wol) di pundaknya maka seketika itu kain tersebut akan terjatuh ke tanah. [Diriwayatkan Ahmad]

Hadits ini dipraktekkan para ulama Salaf. Dalam At-Takhwif min An-Nar, Imam Ibnu Rajab Al-Hanbaliyy mencuplik reportase Yusuf bin ‘Athiyyah yang menyampaikan riwayat dari Ma'ali bin Ziyad, ia berkata, "Suatu malam, Haram bin Hayan berkeliling dan berteriak, 'Aku heran bagaimana mungkin orang-orang yang mengaku mencari surga bisa tidur?! Aku heran bagaimana mungkin orang-orang yang lari dari dahsyatnya neraka masih bisa tidur?!' Kemudian ia meneriakkan bacaan ayat,

أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَن يَأْتِيَهُم بَأْسُنَا بَيْتًا وَهُمْ نَابِمُونَ 

'Apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang kepada mereka di malam hari, di waktu mereka sedang tidur?' [QS. Al-A'raf [7]: 97]."

Ulama Salaf lainnya juga disitir oleh Imam Ibnu Rajab, Abu Al-Jauza' berkata, "Seandainya aku diberi kewenangan mengurusi manusia, tentu aku membangun sebuah menara di tepi jalan, lalu menugasi beberapa orang untuk berteriak, 'Neraka... neraka... untuk memberi peringatan kepada manusia." [Diriwayatkan Ahmad dalam Azh-Zuhd.]  Diriwayatkan juga oleh putra beliau, Abdullah, dalam bab ini dari Malik bin Dinar, ia berkata, "Jika ada yang mau ikut bersamaku, aku akan naik ke Menara Bashrah dan menyeru kepada manusia, 'Neraka... neraka...." Ia kembali berkata, "Jika aku memiliki beberapa pembantu, tentu aku akan menugaskan mereka menyeru di menara dunia, 'Wahai manusia, neraka... neraka... untuk memberi peringatan kepada manusia.”

Mari kita cermati, betapa para salaf sedemikian takut kepada Neraka yang merupakan representasi murka Allah, hingga mereka melakukan amalan yang tidak pernah dilakukan Nabi yakni berteriak untuk menakuti orang-orang dengan Neraka demi agar takut kepada Allah. Mainstream sebagian muslim era disruptif sekarang adalah mudah membid’ahkan amalan hanya dengan argumentasi tidak dilakukan Nabi meski dikerjakan oleh para Salaf dalam kerangka mengamalkan As-Sunnah.

Sebenarnya bukan tidak ada atsar (reportase Salaf) para shahabat yang menjerit-menangis karena khasy-yah, bukan, tapi kita hanya belum tahu atau sudah tahu tapi tidak jeli. Dalam At-Takhwif min An-Nar, Imam Ibnu Rajab Al-Hanbaliyy juga meriwayatkan sanad jerit-tangis khasy-yah ini dari sejumlah shahabat Nabi. Artinya ini Manhaj Salaf. Bukan ajaran sesat. Berikut ini hadits yang ditulis Imam Ibnu Rajab Al-Hanbaliyy dengan ‘tinta emas’.

Suatu ketika Nabi Muhammad membacakan ayat ini di hadapan para sahabat, seketika itu terdapat seorang pemuda yang jatuh tersungkur. Kemudian Nabi Muhammad meletakkan tangan beliau di atas dada pemuda tersebut, ternyata jantungnya sedang berdetak kencang kemudian Nabi pun bersabda, "Wahai Pemuda, bacalah, là ilaha illallah." Kemudian pemuda itu pun mengucapkan kalimat syahadat dan Rasulullah memberikan kabar gembira berupa surga bagi mereka. Para sahabat pun terheran-heran dan mereka pun segera bertanya kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kami?" Beliau menjawab, "Apakah kalian tidak pernah mendengar firman Allah,

... ذَلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ 

...yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (menghadap) ke hadirat-Ku dan takut akan ancaman-Ku." [QS. Ibrâhîm [14]: 14] Hadits ini juga diriwayatkan dari Ibnu Abi Rawad, dari Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas, dan diriwayatkan pula dengan redaksi yang sama oleh Al-Hakim dengan derajat shahih." [Al-Mustadrak, 11/351]

Ada pula sahabat Nabi yang lain. Imam Ibnu Rajab Al-Hanbaliyy mengutip, Al-Hasan bin Yahya bercerita kepada kami, Khazim bin Jabal bin Abu Nadhrah Al-Abadi bercerita kepada kami, dari Abu Sinan, dari Hasan, dari Hudzaifah, ia berkata, "Seorang pemuda yang hidup di zaman Nabi Muhammad selalu menangis ketika teringat neraka hingga ia pun sering mengurung dirinya di rumah. Kemudian hal tersebut diceritakan kepada Nabi Muhammad, kemudian beliau pun menjenguknya. Sehingga ketika pemuda itu melihat Nabi Muhammad, ia pun segera berdiri dan memeluk Nabi dan seketika itu pula ia wafat. Nabi Muhammad pun bersabda,

جَهِزُوا صَاحِبَكُمْ، فَإِنَّ الْفَرْقَ مِنَ النَّارِ فَلَذَ كَبِدَهُ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ أَعَاذَهُ اللهُ مِنْهَا فَمَنْ رَجَا شَيْئًا طَلَبَهُ، وَمَنْ خَافَ شَيْئًا هَرَبَ مِنْهُ.

'Rawatlah jenazah saudara kalian, sungguh rasa takut terhadap siksa neraka telah membunuh qalbunya. Demi Allah, Allah telah melindunginya. Barang siapa mengharapkan sesuatu, hendaknya ia memohon kepada-Nya. Barang siapa takut akan sesuatu, hendaknya ia lari menghindari apa yang ditakutinya (seperti pemuda ini).” Hadits ini juga diriwayatkan secara muttashil oleh Al-Imam Ahmad dalam Az-Zuhd.


Redaktur: Agus H. Brilly Y. Will., S.Pd., M.Pd. (Anggota LTN JATMAN Jatim 2023-2028)

Dilarang meng-copy paste tulisan ini tanpa izin.



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.