Pidato Gus Bed Temboro Buka Turba JATMAN Jatim Titik Barat
Pagi Ahad 4 Agustus 2024, PP. Al-Fatah Temboro menggerakkan 500 santri khidmah untuk melayani 800 warga JATMAN Jatim dengan segala jamuan. Masjid Al-Markaz Indoor memutih dengan kehadiran para sufi-sufiyah. Sholawat menggelegar di masjid internasional ini dengan grup hadrah Al-Fatah. K. H. Ubaidillah Ahror menyampaikan pidato pembukaan, “Setiap orang beriman di sisi Alloh sangat mahal. Andai di bumi tinggal 1 orang beriman, dunia tidak diizinkan Alloh kiamat. Siang ini berkumpul para mursyidun, bukan orang biasanya orang-orang beriman. Barakahnya untuk pesantren kami, untuk Indonesia bahkan meluber seluruh Indonesia.
Hadits At-Tirmidziyy, lan tughlaba itsna ‘asyaro alfan min qillah, umat Islam tidak akan bisa dikalahkan kalau jumlahnya lebih dari 12.000. Kalau masih kalah berarti kurang iman. Kebaikan selalu bermula dari berdzikir. Semua sudah ditaqdir. Alloh gerakkan Nabi menjadi sayyidul-Anbiya`. Yata’abbadu fi ghori Hiro` kholiyan. Dari situ berkesinambungan Wahyu. Muncullah dari mulut Nabi ajaran Islam dengan sempurna sebagai pedoman kita.
Harapannya, selepas pertemuan ini semakin banyak umat Islam Indonesia khusushon Jawa Timur memperbanyak dzikir sehingga lebih mudah mengamalkan yang diridhai-Nya dan meninggalkan yang dilarang-Nya. Kana Rosululloh yadzkurulloh fi kulli ahyan. Nanti ketika orang-orang sudah masuk Surga, yang mereka sesali adalah waktu yang kosong dari dzikir, kata Nabi.”
Kyai dengan empat istri ini menyampaikan banyak hal tentang dzikir: Semua kebaikan yang tidak disertai dengan dzikir akan hilang kebaikannya. Orang bisa tidak ikhlas bila berkurang ingatnya kepada Alloh. Dzikir saja tanpa dicampur amalan lagi bisa dikerjakan kapan saja. Amalan kebaikan apapun kalau tidak disertai dzikir tidak diterima Alloh. Andai orang seumur hidup hanya punya bekal menuju Akhirat La Ilaha IllAlloh, tidak punya kebaikan lain, suatu saat tetap jadi penduduk Surga kekal abadi.
Pertemuan para masyayikh di pesantren kami ini adalah menjadi bagian yang diharapkan para ulama dunia. Nanti di akhir zaman, munculnya pejuang penghancur kebatilan adalah min qibalil-masyriq. Harapannya masyriq itu memasukkan Indonesia. Semoga di Indonesia muncul ahli-ahli dzikir. Para Walisongo dan pendakwah dahulu kala mereka adalah pimpinan dalam mengajarkan dzikir.
Gus Bed yang mengenakan gamis putih dan jas hitam mengutip, diriwayatkan dalam hadits, akan datang suatu masa ada pimpinan yang terbaik dari kalangan umatku, dan pasukannya terbaik, Alloh akan serahkan ibukota Romawi kepadanya. Selepas 1.000 tahun selepas wafatnya Nabi, apa yang dijanjikan menjadi kenyataan. Orang tersebut keturunan ajam, dari suku Hul, serumpun Tionghoa-Mongolia. Usia 22 menaklukkam ibukota Romawi Timur. Orang tersebut punya guru bernama Syamsuddin, mursyid thoriqoh Naqsyabandiyah Turki. Orang ini bernama Muhammad Al-Fatih, sejak kecil tidak meninggalkan sholat lima waktu berjamaah dan sholat rowatib bahkan tahajjud. Mereka adalah orang-orang berthoriqoh Naqsyabandiyah beraqidah Asy’ariyyah bermadzhab salah satu madzhab yang empat.
Orang Islam yang mendoakan orang Islam yang lain, Alloh jadikan cahaya yang menyambung. Akhirnya mudah untuk saling menyambung untuk memajukan dzikir dalam Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Temboro ini Syafi’i, memperbanyak hafalan matan: nahwu-shorof, Minhaj, Mukhtashor Bukhoriyy, dan lainnya. Kami termasuk Pondok Pesantren yang habis waktunya untuk wiridan. Dzikir pagi petang, malam istighotsah sampai Shubuh. Kalau Romadhon 30 juz setiap malam 8 jam kurang lebih.
Putra K. H. Mahmud Kholid Umar ini menegaskan bahwa Temboro ini semuanya berkerabat, umurnya 200 tahun. Dari awal kakek-kakek kami ambil sanad dari Jabal Abi Qubais Naqsyabandiyyah. Nabi Ibrohim mengumumkan haji di sana. Ayah kami ngaji paling lama di Syaikh Hasyim Asy'ari, Pondok Termas, Pondok Nizhomiyyah, belajar suluk di Mbah Imam Ghozali Kerten, Umar Sufyan Mbaran, beliau akhirnya mendapat ijazah irsyad. Temboro pun resmi menjadi bagian dari Thoriqoh Naqsyabandiyyah Kholidiyyah Mujaddadiyyah. Yang meresmikan Kyai Bakar menantunya Mbah Umar Sufyan.
“Harapan kami kalau thoriqoh itu menjadi diketahui dan diamalkan masyarakat qalbunya terang hidayah terawat lebih mudah taqwa, Alloh datangkan kerukunan. Maqbulnya doa orang-orang Indonesia tidak perlu nunggu semua sholih. 12.000 saja yang sholih sudah mewakili. Ahlu Badar 313 saja sudah selesai urusan umat. Dari JATMAN selesai semua urusan Indonesia. Tidak sulit kalau Alloh merestui,” pungkas Kyai Ubed.
Reporter: H. Brilly Y. Will., S.Pd., M.Pd. (LTN JATMAN Jatim)
Dilarang copy-paste tanpa izin
Post a Comment